Berbaring di pertiga malam yang dibalur rindu
Aku tertegun menatap belasan wajahku membayang pada setiap keping retakan Cermin
Saat ini mungkin jiwaku sedang beringkah dengan kesetiaannya terhadap ragaku
Dimana imajinasiku jauh membumbung meninggalkan mata yang dipesona cermin.
Tubuh layu yang ditekuk rindu
masih tertegun menatap belasan bayang wajahku
tapi pikiran dan rinduku melayang jauh
mengukir sendiri keinginannya dengan seulas senyummu
ahhh tak ada yang salah dengan sepasang mata
juga tidaklah aneh dengan cermin menampilkan bayang bayang pada setiap kepingnya
tidak juga dengan malam yang terus berjalan
tapi apakah ada yang salah dengan seluruh cermin cermin itu justru menyatukan wajah wajahku menjadi wajah manismu.
Mungkin begitulah pertentangan antara hati dan pikiran acapkali memprangkap prilaku
Zenzi Suhadi,
Dari salah satu Tepian jalan berpolusi